Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pemindahan Komodo Tak Pengaruhi TN Komodo

Kompas.com - 06/08/2009, 21:59 WIB

JAKARTA, KOMPAS.com — Rencana pemindahan 10 komodo keluar dari habitat aslinya tidak akan memengaruhi keberadaan Taman Nasional Komodo. Bahkan juga diyakini tidak akan memengaruhi kampanye New 7 Wonders of Nature, yang menempatkan Taman Nasional Komodo sebagai satu dari 28 finalis.

Kerusakan lingkungan yang lebih parah ke depan menyusul pertambangan emas di Batugosok, di Kecamatan Komodo, Kabupaten Manggarai Barat, Provinsi Nusa Tenggara Timur, diharapkan tidak akan terjadi dan berdampak ke Taman Nasional Komodo karena Kementerian Lingkungan Hidup tidak akan keluarkan analisis mengenai dampak lingkungan (amdal).

Demikian benang merah dalam keterangan pers bersama Direktur Jenderal Pemasaran Departemen Kebudayaan dan Pariwisata Sapta Nirwandar, Direktur Jenderal Perlindungan Hutan dan Konservasi Alam Darori, dan Direktur Lingkungan Hidup Heru Waluyo, Kamis (6/8) petang di Jakarta.

Darori mengatakan, rencana pemindahan 10 komodo keluar habitatnya karena komodo suatu saat dikhawatirkan punah karena sifatnya kanibal, apalagi, menurut catatan, saat ini populasi komodo 2.500 ekor. Namun, pihaknya tak yakin jumlah komodo mencapai 2.000-an.

LIPI merekomendasikan pemindahan 20 komodo. Namun, Menteri Kehutanan MS Kaban hanya menyetujui 10 ekor (lima pasang). "Ini dalam rangka konservasi eks situ. Sebelum masyarakat paham, komodo tersebut tidak akan kita pindahkan," ujarnya.

Kepunahan komodo dilukiskan Darori karena dari 30-40 telur komodo, yang akan menetas sekitar 50 persen. Kemudian, dari 50 yang menetas itu, hanya 25 persen yang bisa bertahan. Sebesar 75 persen anak komodo yang lahir dimangsa induk atau komodo lainnya.

Mengambil contoh kasus jalak bali yang dulunya juga diributkan, dulu jumlahnya hanya tersisa 10 ekor. Sebanyak empat ekor dipindahkan di luar habitat aslinya. Ternyata, hal itu positif bagi kepentingan konservasi. Kini jalak bali yang dulu terancam punah itu, jumlahnya sudah ribuan ekor.

Adapun Sapta mengatakan, ke depan, Taman Nasional Komodo akan mencuri perhatian dunia karena, dalam kampanye New 7 Wonders of Nature, masuk menjadi 28 finalis, setelah menyisihkan lebih kurang 440 nominasi dari 220 negara.

Dengan masuknya Taman Nasional Komodo menjadi finalis, maka kita memperoleh keuntungan dari sisi promosi. "Saya mengimbau seluruh masyarakat Indonesia untuk melakukan vote, mendukung Taman Nasional Komodo ini agar berhasil sebagai salah satu dari Tujuh Keajaiban Dunia Bernuansa Alam, yang akan ditentukan pada tahun 2011," tandasnya.

Adapun Heru Waluyo mengatakan, penambangan emas di Batugosok cenderung merusak lingkungan. Penambangan emas tersebut akan memengaruhi kerusakan ekosistem. "Selama lokasi itu bukan diperuntukkan buat pertambangan, maka KLH tak akan keluarkan amdalnya," katanya.

Batugosok diributkan karena berada di Kecamatan Komodo, Pulau Flores. Lokasinya sekitar 20 km dengan Taman Nasional Komodo terdekat dan dibatasi laut. Dari empat sumur yang sudah digali, tak ada potensi emas.

"Terlepas dari persoalan lingkungan, tambang emas Batugosok diributkan karena berada di Kecamatan Komodo. Tak ada kaitannya dengan keberadaan Taman Nasional Komodo," tukas Sapta.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com